Koranparlemen.com | Muara Enim, Sumsel – Kepemimpinan yang di bangun atas dasar konsensus nilai-nilai kearifan lokal, agama, budaya dan sosial masyarakat yang di anut, merupakan kepemimpinan yang di dambakan banyak rakyat kabupaten Muara Enim ke depan.
Kearifan lokal, Agama, budaya, dan sosial masyarakat tentu tidak bisa dipertentangkan tapi sebaliknya harus direalisasikan secara penuh.
Bahasa kepedulian terhadap kearifan lokal, agama dan tatanan sosial budaya masyarakat adalah harga diri tertinggi pemimpin daerah jika terpilih di amanahi menjadi pelayan rakyat di Bumi Serasan Sekundang.
Solidaritas lingkungan teduh tatanan memimpin Bergaya Bersih ke depan di harapkan bukan selogan semata.
Dalam pandangan Islam motivasi seseorang untuk ambil bagian dalam suatu proses kepemipinan sangat beragam sebagaimana halnya motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah, seperti shalat, puasa, dan sebagainya. Keragaman motivasi atau latar belakang niat seseorang dalam bertindak adalah suatu hal yang tidak terelakan dan secara hukum tidak dipersalahkan. Sejarah menjelaskan kepada kita, ketika Nabi Muhammad saw berhijrah bersama para pengikutnya, beliau mengatakan bahwa motivasi dan keikutsertaan para pengikutnya itu beragam, ada yang bermotivkan kekayaan, dan ada juga karena dorongan wanita yang ingin dinikahinya. Semuanya itu dibenarkan, hanya saja kualitas partisipasi yang terbaik dan tertinggi dalam pandangan agama Islam adalah karena Allah swt.
Hadirlah hadirlah hadirlah para pendiri niat lurus memimpin dalam perenungan akhirat di Muara Enim sebagai obat luka gerusan tanah, sebagai jawaban tata kelola wilayah dari lusuh dan berdebu.
Duhai pemimpin yang akan hadir selalu berupaya lah menyempurnakan keilmuan, beranilah mengambil risiko dan harus mampu mengambil ibrah dari keberhasilan serta kegagalan para pemimpin terdahulu agar menjadi pokok kedewasaan karakter.
Sebagai rakyat yang baik Mari bersama kita mendo’akan pada pilkada Muara Enim nanti hadir pemimpin yang peduli kearifan lokal, agama budaya dan sosial kemasyarakatan yang berangkat atas dasar keilmuan dan ketakwaan bukan atas dasar nafsu dan keserakahan.
Pemimpin yang mencintai rakyatnya begitupun sebaliknya di cintai rakyatnya.
Semoga Muara Enim menjadi teduh dan bersih yang benar benar keramat dalam rahmatnya. (Syerin Apriandi)