
Koranparlemen.com | Muara Enim, Sumsel – Benakat, 30 juli 2024, Munculnya berita atas laporan masyarakat tentang temuan beberapa tiang listrik di wilayah kecamatan Benakat yang tergelatak, terbengkalai dan tiang listrik yang gundul berdiri tanpa kabel mencuat ke media. Aktivis dari kecamatan Benakat Bapak Baitul Ham As yang juga merupakan pengurus Ormas KPK-TIPIKOR KECAMATAN BENAKAT kembali bersuara.
Pasalnya setelah laporan tersebut di muat ke media pihak PLN ULP PENDOPO memberikan tanggapan yang di anggap tidak menjawab atas akar permasalahan tersebut. Karena ketika di tanyakan terkait Vendor pelaksana proyek pekerjaan saat itu, pihak PLN ULP PENDOPO sama sekali tidak bisa menjelaskan, terkesan menutupi.
“Benar memang pihak PLN PENDOPO diwakili Pak Rendi dkk pernah datang ke Kantor Desa Pagar jati untuk berkoordinasi sekaligus menanggapi permasalahan yang timbul akibat temuan tiang listrik milik PLN yang terkapar di desa rami pasai. meskipun belum tahu kapan terealisasi nya, namun secara lisan beliau akan segera memasangkan Tiang PLN tersebut. Akan tetapi terkait vendor beliau sama sekali tidak bisa memberikan penjelasan. Dan itu yang membuat saya kecewa. Belum lagi alasan terbengkalainya tiang tersebut seolah-olah karena adanya hambatan dari masyarakat padahal ketika peninjauan ke lokasi ternyata ditemukan bahwa 2 tiang yang belum terpasang tersebut berada di atas tanah aset desa yang seharusnya tidaklah menjadi penghalang bagi pihak PLN untuk mendirikan tiang tersebut,” ujar Baitul Ham As.

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa pernah mempertanyakan hal tersebut langsung ke Manager PLN PENDOPO, Bapak Bayu Agustrio melalui komunikasi pesan WhatsApp (WA).
“Saya pernah mempertanyakan terkait vendor pelaksanaan pekerjaan tersebut ke Pak Bayu, tetapi beliau menjawab tidak tahu dan mengarahkan agar berkoordinasi ke Pihak PLN LAHAT”.
Menurut saya jawaban ini terkesan membodohi, kenapa harus Kami Masyarakat yang Berkoordinasi tentang hal tersebut ? Harusnya pihak PLN PENDOPO yang Berkoordinasi ke PLN LAHAT lalu hasilnya tersebut di sampaikan tertulis dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan yang kami sematkan dalam surat Koordinasi dan klarifikasi yang pernah dilayangkan Media Koran Parlemen untuk Pihak PLN,” tambah Pak Baitul Ham As.
Sementara itu Pihak PLN ULP PENDOPO angkat suara memberikan tanggapan.
Diwakili oleh pak Bayu Agustrio selaku Manager menyampaikan bahwa sama sekali tidak tahu persoalan siapa vendor yang dimaksud di karenakan baru mendapat Amanah sebagai Manager PLN Pendopo, jadi tidak tahu perkara pekerjaan proyek peningkatan daya jaringan listrik di desa pagar jati. Untuk secara teknis saya sampaikan berkordinasi ke PLN Lahat karena pada waktu itu saya cek tahun perkiraan tanam tiangnya PLN Pendopo masih dibawah PLN Lahat ,namun untuk kondisi sekarang PLN Pendopo sudah dibawah PLN Lubuk Linggau.
“Untuk siapa Vendor pelaksana pekerjaan proyek peningkatan jaringan listrik di desa pagar jati saya sama sekali tidak tahu, karena saya baru menjabat Manager PLN PENDOPO,” ujarnya.
Akan tetapi secara teknis pekerjaan, beliau menjelaskan akan segera melanjutkan pekerjaan tersebut. “Tiang-tiang Listrik PLN yang ditemukan terkapar di Tanah yang berada di desa Rami pasai akan segera di dirikan, dan akan segera melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda,” tambah bapak Bayu Agustrio.
Alasan kenapa harus dipertanyakan siapa Vendor Pelaksana pekerjaan peningkatan daya jaringan listrik di desa Pagar jati menjadi sangat perlu di ungkap ke publik, mengingat proyek tersebut di duga bersumber dari anggaran Negara melalui BUMN yang diamanatkan ke pihak PLN untuk direalisasikan sesuai peruntukannya.
“Tidak ada niatan untuk menjatuhkan pihak mana pun, tetapi kami berharap dengan di buka ke publik permasalahan tersebut jadi jelas. Dan apabila nanti memang dugaan kami benar bahwa ada unsur praktik KKN ditemukan dari mangkraknya proyek tersebut maka hendaknya akan menjadi pembelajaran dan tidak patut untuk diulang lagi.
Dipertegas Baitul Ham AS di closing statement nya. (Sonny Novandi)
