Koran Parlemen
HIBURAN & GAYA HIDUP NASIONAL

Tuan Demang Akan Pulang, Sudah Kenyang kah !!

Bagikan:

Koranparlemen.com | Cerita Negeri Antah Berantah – Pergantian tahun baru telah berlalu, ratusan proyek mangkrak masih tersuguh manis di pertontonkan ke publik, sementara itu sebaliknya Tuan Demang Teletubbies tertidur pulas di atas tumpukan uang korupsi fee proyek fisik maupun pengadaan barang dan jasa hasil jarahan dari para bawahannya.

Juragan betok tersebut tidak menyia nyiakan kesempatan terakhirnya, karena sebentar lagi jabatannya selesai.

Juragan betok kening burung selontok tersebut harus banyak membawa puntalan pulang, sebab di provinsi dirinya akan di parkir oleh pasangan Mang Jeru dan Mang Bujang sebab di pilkada gubernur konoha Tuan Demang Berpihak Ke Nek Uban dan KALAH…ha….ha….sekali lagi KALAH.

Aksi rampok fee proyek dan korupsi di Negeri Antah berantah tersebut sepertinya sudah di legalkan dan di lakukan terang terangan dan di dukung oleh Dewan Pokir

Parahnya lagi tidak Hanya Tuan Demang yang korupsi di Negeri Antah Berantah korupsi sudah di canangkan sampai tenaga Honorner.

Berikut rinciannya patok mematok harga korupsi proyek :

Di mulai dari lelang proyek… tukang gendang alias Pokja sudah mematok 2 persen bahkan lebih dari nilai proyek yang di lelang.

Selanjutnya Pokja beramai ramai menyisihkan setoran ke Kabag mereka alias si Tuhan kedua pendek gempal pentol kunyit.

Selain menjadi tuhan kedua biasanya sang Kabag ikut join main proyek alias titip paket….emm pantesan tajir.

Selanjutnya giliran panitia pengadaan memasang aksi pemerasan terhadap kontraktor, ini kisarannya : uang lelah uplot 1 Juta, kontrak SPK 2 juta, dan jatah pejabat pengadaan 2 persen dari nilai kontrak.

Ketika pekerjaan baru di mulai titik 0 mulai di lakukan oleh PPK atau Pengawas, kontraktor pun menyiapkan jamuan perjalanan mulai dari bensin, cigarilos, tapai ubi, rempeyek ajorjing, celimpungan, pindang bekatak plus oleh oleh nyonya menir kerupuk sapel tejorot.

BACA JUGA :   Pj. Bupati Dorong Percepatan Operasional PLTU Sumsel 1

Kegiatan tersebut berulang ketika melakukan VHO alias pengukuran terakhir.

Aksi selanjutnya di lakukan para kurcaci honorer dengan bahasa memperbantu mempermudah pengurusan misalnya umpamanya andakata pokoknya bapak lancar kami lancar es teler tiga asek asek, kita sebut saja kontrak penagihan mereka mematok harga 1,2 JT bersih di tambah foto Copi 300 Ribu, materai 100 Ribu…bak up data 500 Ribu.

Aksi PPK dan pengawas katek otak biasanya di lakukan ketika berkas di meja mereka, mereka memperlambat tagihan alias minta di depan sebesar 2 persen untuk PPK dan Pengawas 1 persen.

Atas perbuatan PPK bejat tersebut tagihan kontraktor sering terlambat dan berdampak kepada kantong kontraktor, mau tidak mau mereka harus meminjam ke sumber lain seperti rentenir, pinjol dan lain lain demi menutupi kos di lapangan.

Ikut ikutan korupsi berjamaah juga di lakuan group keuangan, 200 ribu untuk sekali koreksi, 100 ribu tukang teken, 100 untuk bendahara, 100 ribu untuk pak sekjen.

PPTK ikut menikmati 500 Ribu kadang penuh kadah separuh…kali selangit ha ha.

Menjelang pekerjaan akhir biasanya jatah Bupati mulai di pungut oleh selir selir cap balpirik alias Mak Mak rempong, 10 sampai 15 persen untuk umum, 5 persen untuk pokir karena 10 persen masuk kocek Bapak Dewan terhormat.

Demikianlah kejadian luar biasa di Negeri Antah berantah, tetapi anehnya para Pamong masih tutup mata.

Bin salabin Abrak ke dabrak.
Selamat Tahun Baru.

Penulis: Syerin

Related posts

Siaga Bencana, Bukit Asam (PTBA) Kirim Bantuan dan Tim Tanggap Darurat ke Sukabumi

Rus Tandi

Medco E&P Tegaskan Komitmen Tangani Kebocoran Pipa Akibat Vandalisme di PALI

Rus Tandi

Penetapan Properda Kota Lubuklinggau DPRD Gelar Paripurna BP2D

Rus Tandi

Leave a Comment

error: Content is protected !!